Sabtu, 24 Januari 2009

Butterfly Effect. (Entry : 4 Year Ago)

Waktu itu gua sempet nonton Butterfly Effects with ma’ Bros. What can i say ? This movie is so f**kin’ awesome. The idea is a masterpiece. Physicologically Insane, i’d like to say. Jadi si Asthon Kutcher ini kaya punya kemampuan buat kembali ke masa lalu ketika dia baca jurnal yang selalu dia tulis sejak berumur 7 tahun. Dia bisa kembali ke masa lalu dia yang mana aja, dengan tujuan buat ngerubahnya jadi lebih baik. Heh, but instead of fixing what went wrong to the right thing, beriringan dengan perbuatannya itu, dia sesungguhnya ngerubah jalan hidup dirinya sendiri dan orang lain, terutama orang-orang terdekatnya. Kaya temen cewenya, Kayleigh yang diperankan oleh Amy Smart. Ketika si Ashton made a small flick to change the past, cewe ini, di masa depan, bisa berakhir bunuh diri, jadi pelacur, jadi cewenya si Ashton, atau justru malah mati di usia kecilnya. Semua ini juga berlaku untuk 2 temennya yang lain, si Tommy dan Lenny, dengan akhir yang berbeda2 pula.

Gua nonton film ini, jadi inget buku-buku berjenis “Pilih Sendiri Sendiri Jalan dan Petualanganmu !”. Buku-buku yang ngelarang pembacanya untuk membaca halaman demi halaman. Buku-buku yang membuat pembacanya harus direpotkan dengan membulak-balikan halaman demi ngedapetin terusan ceritanya, yang didesain sedemikian rupa agar menarik dan memiliki banyak ending. Ya, film ini, kurang lebih kaya gitu.

Film ini mendadak jadi relevan dengan prolognya.


It has been said that something as small as the flutter of a butterfly’s wing can ultimately cause a typhoon halway around the world.–Chaos Theory.


Ngerubah masa lalu, walau sekecil kepakan sayap kupu-kupu sekalipun bisa berimbas sedashyat angin topan yang mampu menyerbu sebagian belahan dunia. Ini menunjukkan bahwa perjalanan lintas ruang dan waktu adalah suatu hal yang sangat-sangat berbahaya. Penciptaan mesin waktu—kaya di film-film—adalah dosa yang tak termaafkan. Are humans trying to play as God ? That’s insane. Tapi semuanya ya, relatif. Siapa tau di masa depan yang namanya perjalanan antar ruang dan waktu itu bener-bener bisa terjadi. Siapa tau—kaya di film-film lagi—kalaupun mesin waktu ngga bisa diciptain, tapi ada crack di lubang waktu yang membuat dunia sekarang, jadi terhubung dengan dunia pararel. Emang bener-bener ada gitu, dunia pararel ?

Menurut gua dunia pararel adalah, sebuah dunia yang tercipta lewat manifestasi dalam bentuk ruang dan waktu yang lain, karena efek kedua atau ketiga yang muncul setelah satu pilihan diambil oleh manusia.

Inget ya, dalam setiap pilihannya manusia cuma bisa ngambil satu, ngga bisa dua atau lebih. Selalu antara A dan B. Atau kalau mau ambil A dan B dua-duanya, maka sesungguhnya kita menciptakan pilihan baru yaitu pilihan C.


A + B ≠ AB, tapi A + B = C.


Kalaupun kita ngga mau milih antara A dan B, maka sesimple-simplenya yaitu seperti ini,


A – B ≠ 0, atau A – B ≠ C, tapi A – B = D.


Hey, another choice.


Itu membuktikan bahwa biarpun manusia punya berjuta-juta pilihan dalam satu waktu, maka pada hakikatnya, ketika dia memilih, dia hanya memilih satu dari jutaan pilihan itu. Meski pilihannya ini merupakan hasil dari akumulasi pilihan-pilihan yang lain. Pokoknya tetep satu.

3 komentar:

  1. aku juga udah nonton film ini pas sma,,

    akhirnya yg ada si ashton kutcher jadi riweh sendiri sm apa yang dy ubah di masa lalu,,

    menurut gw, dari masa lalu g perlu ada yang diubah,,
    qt jd kek sekarang gr2 ms lalu khan,,
    yang kita perluin learn the lesson,,
    blajar dr apa yng udah terjadi,,
    stuju tidak??

    BalasHapus
  2. That's right, Irin. Let's just learn the lesson from the past.

    But, what if YOU can access the past and able to change it ? Will it intrigue you ? :)

    BalasHapus
  3. you are what you choose to become, bukankah pilihan itu selalu datang satu paket dengan konsekuensinya?

    BalasHapus