Sabtu, 24 Januari 2009

Conscience & Humanistic Perfect Dualism (Entry : 3 years ago)

Di bawah ini adalah dialog antara Masamune Date (Botenmaru) dan Akira yang berbicara tentang penerus utama Ieyasu Tokugawa dari Klan Tokugawa, yakni Hidetada Tokugawa. Dialog ini gua ambil dari komik Samurai Deeper Kyo yang menggabungkan antara fiksi dan sejarah Jepang saat zaman perang Sekigahara berlangsung. Of course, biar lebih jelas, ada beberapa kata dan kalimat yang gua edit-edit.

Akira : “Aneh, kenapa tombak Hokurakushimon mau meminjamkan kekuatan pada orang yang tak punya tekad, ya ?”

Botenmaru : “Kamu mau tahu khan, Akira ?”

Akira : “Eh ?”

Botenmaru : “Seperti yang kamu bilang, dia (Hidetada) adalah anak orang kaya yang manja... dia bukan lawan yang sebanding dengan pekerja keras dan petarung yang bertekad besar seperti kamu.”
Botenmaru : “Tapi, dia punya sebuah modal besar untuk menutupi kekurangan itu.”

Akira : “Modal besar yang bisa menggantikan ‘tekad’ seorang samurai ? Bagi seorang samurai, ‘tekad’ dan ‘jiwa’ adalah segalanya.”

(Kemudian seraya tersenyum, Botenmaru menanggapi pernyataan Akira)

Botenmaru : “Kalau begitu aku tanya, di mana ‘jiwa’ itu berada ?”
Akira : “Ya, tentu saja di kepala kita. Bagian paling penting dari manusia.”

(Dengan perlahan Botenmaru pun meletakkan telapak tangannya di dada Akira)

Botenmaru : “Tempat bersemayamnya jiwa manusia... di sini...”

Akira : “Hah ?”

Botenmaru : “Dan yang ada dalam diri Hidetada adalah sesuatu yang bukan hanya berharga bagi seorang samurai, tapi juga bagi seluruh manusia... Hal itu adalah ‘Nurani’.”

Akira : “Nurani ?”

Botenmaru : “Hokurakushimon meminjamkan kekuatan pada ‘Nurani’ Hidetada, sudah kubilang bahwa terkadang keinginan seseorang ini bisa menciptakan keajaiban semacam itu.”

Akira : “Menggelikan.” (seraya membalikkan tubuhnya memunggungi Botenmaru)

Botenmaru : “Oh ya ? Tapi menurutku itu benar. Tadi Saisei (samurai wanita yang sebelumnya bertarung habis-habisan melawan Akira) bisa membuatmu begitu terdesak bukan hanya karena ‘tekad’ tapi juga karena ‘nurani’-nya untuk membalas tantanganmu.”

Akira : “...”
Akira : “Peristiwa itu sudah selesai. Lagi pula itu tidak penting bagiku.”

Botenmaru : “Begitu ? Tapi Akira, aku yakin ada sesuatu yang mulai tumbuh di dalam dirimu sekarang ini. Itu adalah ‘nurani’ yang tumbuh karena kau mau mendampingi Saisei di saat-saat terakhirnya.”

Akira : “...”

Botenmaru : “Hidetada adalah orang yang sangat menarik.”
Botenmaru : “Manusia adalah makhluk yang lemah kalau hanya mengandalkan akal, pikiran, dan tekad saja. Dengan itu saja hati manusia tidak akan tergerak. Masih ada sesuatu yang lebih berharga yaitu ‘Nurani’. Dan dia memilikinya.”
Botenmaru : “Ieyasu harus bersyukur memiliki anak yang hebat ini, ia bisa tumbuh lebih kuat lagi.”

--oo--

We see human as a savage beast. —Sigmund Freud.

Adakah hewan yang tega memakan anaknya sendiri ? Hal ini hanya terjadi pada manusia, yang membuatnya lebih zalim daeripada hewan. —Pepatah Sunda plus beberapa tambahan dari sumber yang lain intinya sama.

Conscience is what makes human ‘human’. —Unknown.

Selanjutnya, ini adalah apa yang dihasilkan oleh pikiran gua.

Ketika kesempurnaan diartikan sebagai keseimbangan total yang melibatkan seluruh elemen gelap dan terang secara sekaligus, maka itulah yang terjadi pada manusia.
Kenapa Tuhan menganggap bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna ?

‘Kesempurnaan’ yang dialamatkan pada manusia bukanlah sesuatu yang menyiratkan kebaikan dan keindahan di setiap hal.

‘Kesempurnaan’ ini adalah terdapatnya kebaikan dengan kejahatan, mengapungnya keindahan dengan keburukan, berdirinya akal sehat dengan hawa nafsu, dan bertarungnya nurani jiwa dengan hasrat keinginan.

‘Kesempurnaan’ adalah ‘Keseimbangan’, adalah kekuatan yang mampu menjaga ‘Keseimbangan’ agar tetap pada porsinya.

Gelap dan Terang. Siang dan Malam. Laki-laki dan Perempuan. Malaikat dan Iblis. Surga dan Neraka. Materi dan Antimateri.

Ke-Ada-an dan Ke-Tiada-an.

Manusia adalah makhluk dengan ‘keseimbangan’ dualisme yang ‘sempurna’.
Manusia bisa menjadi malaikat dengan secuil cercahan cahaya surgawi.
Atau menjelma menjadi iblis bengis beraroma darah dan beraurakan api neraka.
Manusia senantiasa berada ditengah-tengahnya.
Dan sesekali mengunjungi kedua sisi itu dengan jembatan yang bernama ‘Pilihan’.

Yes, that’s why everybody’s perfect.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar